Beranda News Ukraina Meluncurkan Serangan Terbesar dalam Perang, Klaim Kyiv

Ukraina Meluncurkan Serangan Terbesar dalam Perang, Klaim Kyiv

10
0
Ukraina mengklaim serangan ini adalah serangan "terbesar" yang pernah dilakukannya selama perang (foto arsip/BBC)
Ukraina mengklaim serangan ini adalah serangan "terbesar" yang pernah dilakukannya selama perang (foto arsip/BBC)

Pada Selasa, Ukraina melancarkan serangan terbesar dalam perang sejauh ini dengan menghantam sejumlah target jauh di dalam wilayah Rusia.

Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, serangan itu menargetkan depot amunisi dan pabrik kimia di beberapa wilayah Rusia, termasuk yang berjarak ratusan kilometer dari perbatasan. Seorang sumber di Badan Intelijen Ukraina (SBU) menyebut serangan ini sebagai “pukulan menyakitkan” terhadap kemampuan Rusia untuk berperang.

Rusia mengklaim telah menembak jatuh rudal Atacms buatan AS dan rudal jelajah Storm Shadow buatan Inggris, serta berjanji akan merespons serangan tersebut. Setidaknya sembilan bandara di Rusia bagian tengah dan barat menghentikan lalu lintas udara sementara, dan serangan itu memicu penutupan sekolah-sekolah di wilayah Saratov di barat daya Rusia.

Serangan Jauh ke Wilayah Rusia
Serangan di wilayah Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina menyebabkan ledakan di kilang minyak, depot amunisi, dan pabrik kimia yang diduga memproduksi mesiu serta bahan peledak. Kyiv juga mengklaim berhasil menghantam target sejauh 1.100 km dari perbatasan.

Di wilayah Saratov, gubernur Roman Busargin melaporkan adanya serangan drone “besar-besaran” yang merusak dua pabrik di kota Engels dan Saratov. Akibatnya, sekolah-sekolah setempat dialihkan ke pembelajaran daring.

Minggu lalu, Ukraina juga mengklaim menyerang fasilitas penyimpanan minyak di Engels, yang menyebabkan kebakaran besar dan memaksa gubernur Saratov untuk mengumumkan keadaan darurat.

Wilayah Tula juga dilaporkan menjadi target serangan semalam, dengan gubernur Dmitry Milyaev menyebutkan bahwa pertahanan udara Rusia berhasil menembak jatuh 16 drone. Meski tidak ada korban jiwa, puing-puing dari drone menyebabkan kerusakan pada kendaraan dan bangunan.

Selain itu, serangan drone menghantam fasilitas penyimpanan gas di dekat Kazan di wilayah Tatarstan, meskipun tidak ada korban dilaporkan.

Respons Rusia dan Situasi di Ukraina
Ukraina juga melaporkan bahwa Rusia meluncurkan puluhan drone ke wilayah Ukraina semalam, namun mengklaim berhasil menembak jatuh hampir semuanya. Sebagian drone tersebut diduga adalah “drone umpan” yang bertujuan membingungkan sistem pertahanan udara Ukraina.

Saat serangan udara berlangsung di Kyiv, beberapa warga melaporkan drone yang terbang berputar-putar selama beberapa waktu. “Ini ide bagus mengirim pasukan Angkatan Udara ke garis depan sebagai infanteri,” ujar salah satu pengguna Telegram dengan nada sarkastis.

Menurut laporan Ukrainska Pravda, lebih dari 5.000 personel militer Ukraina dari Angkatan Udara akan dialihkan ke pasukan darat, mengikuti perintah Jenderal Oleksandr Syrskyi. Namun, komandan sementara Angkatan Udara memastikan bahwa spesialis yang “sulit digantikan,” terutama yang dilatih menggunakan senjata dan peralatan asing, tidak akan dipindahkan.

Staf Umum Ukraina mengakui bahwa situasi di garis depan “tidak mudah” dengan kekurangan infanteri di banyak wilayah. “Keputusan ini adalah langkah terpaksa untuk memperkuat pertahanan kita,” kata pernyataan resmi mereka.

Dukungan AS dan Tekanan untuk Ukraina
Pemerintahan Presiden AS yang akan datang, Donald Trump, mendesak Ukraina untuk menurunkan usia wajib militer dari 25 menjadi 18 tahun guna mengirim lebih banyak tentara ke medan perang.

Penasihat Keamanan Nasional Trump, Mike Waltz, baru-baru ini mengatakan kepada ABC News bahwa Ukraina harus “berkomitmen penuh untuk demokrasi” jika ingin AS terus mendukung.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi tekanan tersebut dengan mengatakan, “Tidak ada gunanya menurunkan usia wajib militer jika pasukan yang ada saja kekurangan senjata.”

Trump juga mengisyaratkan rencananya untuk bertemu dengan Vladimir Putin setelah dilantik kembali, dengan menyebut penghentian perang di Ukraina sebagai prioritas utama. Namun, ia belum menjelaskan bagaimana ia akan melakukannya.

Sumber: BBC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini